Bermain Korelasi (Part 2)
Di postingan sebelumnya saya pernah bilang mau bercerita tentang dua korelasi. Tapi ternyata saya baru nyadar kalau ada tiga dooong~
Mari disimak postingan penting ga penting ini!
Gerimis yang
Sederhana
Cerpen sejumlah 12 halaman ini merupakan cerita pembuka di
kumcer “Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi” yang
saya baca pada awal Maret lalu. Cerpen karya Eka Kurniawan ini berkisah tentang
Mei dan Efendi, seorang perempuan dan laki-laki yang akan bertemu untuk pertama
kalinya setelah dikenalkan oleh teman mereka.
Saking nervousnya, Mei sampai mengelilingi restoran Jack in the Box tiga kali sambil terus memperhatikan
Efendi yang sudah duduk di dalam sana sambil menikmati burger. Sementara itu
ketika Efendi menunggu di restoran, seorang pengemis datang kepadanya untuk
meminta recehan. Sekonyong-konyong dia menyerahkan semua recehan kepada
pengemis itu dan menyisakan dua koin quarter untuk membeli koran.
Mei dan Efendi akhirnya bertemu. Setelah sibuk berbasa-basi
di dalam mobil, mereka berdua membicarakan tentang pengemis yang ada di dalam
restoran tadi. Efendi memberanikan diri untuk mengajak Mei mencari pengemis
itu. Namun Mei yang trauma dengan pengemis akhirnya mengelak. Ia juga
menanyakan apa pentingnya mencari pengemis ketika sedang jalan berdua? Ternyata
oh ternyata, selain memberikan recehan, Efendi juga tak sengaja memberikan
cincin kawin yang disimpannya di saku celana kepada Sang Pengemis! Part yang
paling jleb itu ketika Mei bilang, “Ya
ya, aku tahu. Aku juga pernah kenal seorang lelaki yang selalu mencopot cincin
kawinnya setiap bertemu perempuan baru”. Jeng jeng!
Abis baca cerpen ini saya langsung berdoa biar ngga dapet
pasangan (nantinya) yang kelakuannya kayak Efendi. Entah perempuan yang cuek
sekaligus posesif dalam satu waktu itu namanya apa.
Masih di bulan yang sama, saya pergi ke XXI Short Film
Festival di Epicentrum Walk yang ditonton dadakan karena tadinya cuma pengen ke
Gramedia. Pada event ini ada beberapa film pendek karya Joko Anwar yang saya
tonton. Yang paling saya ingat adalah film pembukanya karena saya sadar bahwa
ceritanya ada korelasi dengan Gerimis
yang Sederhana.
Filmnya sendiri merupakan film komersil untuk produk Blackberry.
Joko Anwar bilang kalau film ini ia rekam secara spontan ketika ia masih punya
sisa waktu sebelum boarding pesawat di Eropa. Film berjudul La Promese ini berkisah tentang seorang
perempuan yang marah kepada kekasihnya karena nggak jadi dateng ke rumah
padahal udah ditunggu-tunggu.
Si Lelaki mengarang cerita bahwa dompet dan ponselnya
dijambret ketika hendak pergi ke rumah Si Perempuan. Pada awalnya Si Perempuan
nggak percaya begitu saja. Tapi karena Si Lelaki pandai mengambil hati, Si
Perempuan akhirnya luluh dan memaafkannya begitu saja. Apalagi ketika Si Lelaki
menyodorkan sekotak cincin dan berlutut di depannya. Gara-gara cincin, Si
Lelaki dan Si Perempuan memang akhirnya jadi sepasang kekasih kembali. But, wait a minute, this is not the ending
of the story!
Film ini diakhiri dengan adegan Si Lelaki yang selingkuh
dengan perempuan lain. Ternyata Si Lelaki cuma mengincar harta karena Si
Perempuan lebih mapan! Scene yang paling jleb adalah ketika selingkuhan Si
Lelaki mengejek Si Perempuan karena menjadi wanita yang terlalu baik. Oh well!
How I Met Your Mother
– Season 1 Episode 3
Entah untuk yang ke-berapa kalinya saya menonton ulang
sitkom kesayangan, lalu nggak sengaja episodenya muterin yang masih berkorelasi
sama dua kisah di atas. Episode berjudul Sweet
Taste of Liberty ini bercerita tentang Lily dan Robin, dua teman wanita
yang hangout di bar Mc’Larens. Ini adalah kali pertama mereka menghabiskan
waktu berdua karena biasanya ada Ted, Barney, dan Marshall. Marshall (tunangan
Lily) sedang menuju Philadelphia sehingga tak bisa menemani mereka.
Di Mc’Larens, Robin dihampiri oleh banyak lelaki sedangkan
hal yang sebaliknya terjadi pada Lily. Ternyata “ring effect” alias cincin yang melekat di tangan kanan Lily lah
yang menjadi penyebabnya. Lily yang merasa iri dengan kesuksesan Robin yang digaet
banyak pria, plus karena sudah sembilan tahun tidak merasakan sensasi seperti
itu akhirnya membuat Lily penasaran lalu melepas cincin dari tangannya. Dengan
agak ragu, ia meminta izin kepada Marshall melalui telepon dan langsung
di-iya-kan oleh tunangannya itu.
Pada awalnya Marshall nggak jealous sama sekali, tapi lama-lama dia penasaran dan akhirnya
menyusul Lily dan Robin di Mc’Larens. Di sana ia mendapati Lily bersama seorang
lelaki. Di scene ini lah akhirnya
ketahuan bahwa Marshall ternyata bisa jealous
juga dan takut kalau tunangannya diambil lelaki lain. Dia nggak mau Lily
ngelepas cincinnya lagi apapun itu alasannya.
One of the sweetest
couple on earth! #imho
----
Well then, ada yang bisa jawab apa korelasi dari tiga kisah yang saya ceritain di atas?
Feel free to tell me your opinion :)
0 comments: