Menyelami Drama Komedi di Talak 3 (Review Film)
Image source: muvila
Februari merupakan bulan yang
tepat untuk merilis film dengan kategori cinta-cintaan. Beberapa deret judul
film Indonesia seperti Surat dari Praha, Terjebak Nostalgia, A Copy of My Mind, saya telaah satu per
satu. Namun karena partner nonton saya nggak suka film drama, akhirnya kali ini
saya mengalah dan ikut mencoba menikmati film komedi Indonesia.
Berawal dari
liburan-panjang-tapi-nggak-tau-mau-ngapain ketika libur imlek kemarin, saya dan
seorang teman akhirnya memutuskan untuk menonton film ini di bioskop kawasan
Setiabudi. Itu pun berdasarkan hasil perdebatan dan gambling yang cukup lama. Di
hari pertama dari tiga hari libur itu, saya dan Bang Surya sedang melakukan
ritual mencicipi coffee shop lokal yang
kali ini membawa kami pergi ke kawasan Hang Tuah. Berhubung ngopi terlalu
singkat sedangkan liburannya masih terlalu panjang, akhirnya kami sepakat
menghabiskan waktu dengan pergi ke bioskop. Masalahnya, seperti yang sudah saya
mention di atas, selera kami beda banget nget nget! Saya 100% suka film drama,
sedangkan dia suka film action dan komedi Indonesia. Dia pun mengusulkan film
Talak 3 dan menyodorkan trailernya. Bermodal wifi dari Coffee Shop, akhirnya kami mengecek jadwal di 21cineplex dan
meluncur ke Setiabudi One sambil hujan-hujanan. Niat banget!
Begitu masuk ruangan bioskopnya,
nggak nyangka penontonnya cukup rame untuk jadwal yang se-malam itu (nonton jam
20:30-22:30 menurut saya cukup larut anw
:p). Penontonnya pun bervariasi, nggak cuma anak muda tapi banyak juga yang
middle age ke atas. Deretan nama terkenal seperti Hanung Bramantyo, Reza Rahadian,
Laudya Chintya Bella, Vino G Bastian, mungkin berhasil membuat mereka untuk
tertarik menonton Talak 3. Kalau nggak diiming-imingi aktor-aktris kelas wahid
dan settingnya yang di Jogja pun saya mungkin awalnya nggak bakal kepincut.
Pertama kali melihat trailer Talak 3, yang lebih terbayang di
pikiran saya film ini adalah film komedi. Namun anggapan tersebut berubah
ketika saya menonton filmnya sampai akhir. Bisa dibilang film ini berisi 50%
cinta-cintaan dan 50% komedi. Fair enough
buat saya yang suka film drama dan partner nonton saya yang suka film komedi!
:p
Di scene-scene awal, kami
disuguhi adegan-adegan kocak yang membuat kami tertawa lepas. Contohnya
adegan-adegan di KUA ketika Dodit Mulyanto mulai muncul dan mengacaukan rencana
rujuk Risa (Laudya Chintya Bella) dan Bagas (Vino G. Bastian). Baru kemudian di
pertengahan film, unsur drama mulai terasa dan membuat penontonnya jadi terserang
baper akut.
Cerita tentang dua orang yang
mantap bercerai Talak 3 namun mendadak kemudian ingin rujuk karena urusan
bisnis (walaupun akhirnya tumbuh benih-benih cinta kembali di antara mereka),
ini berhasil menciptakan plot-twist yang menarik untuk dicerna, seperti ketika usaha
rujuk mereka yang gagal karena Risa yang tak berhasil mendapatkan muhalil yang
bisa diajak membuat perjanjian dan karena ada petugas KUA yang nggak bisa disuap
untuk membuatkan akte nikah palsu.
Pada akhirnya, kesepakatan Bagas
dan Risa untuk menjadikan Bimo (sahabat sekaligus rekan kerja mereka berdua)
untuk menjadi muhalil bo’ong-bo’ongan membawa ritme film ini menjadi lebih
menarik (dan lebih bikin baper tentunya). Bimo yang ternyata menyukai Risa
sejak jaman sekolah akhirnya harus dihadapkan pada dua pilihan, antara tulus
ikhlas ingin menjadi muhalil bagi kedua sahabatnya, atau harus menunjukkan rasa
cintanya kepada Risa yang sudah dipendamnya sejak lama.
Adegan yang paling saya ingat di
film ini adalah ketika Risa bertandang ke kosan Bimo dan menemukan kertas
ulangan ketika jaman sekolah. Dari situ lah Risa tersadar bahwa Bimo selalu
berusaha melindungi Risa dengan tulus, namun tak pernah berhasil untuk
mengungkapkan itu semua.
Banyak hikmah yang bisa diambil
dari film ini, tak hanya mengenai kisah percintaan dan rumah tangga, tapi juga
dari segi politik (kasus suap-menyuap di KUA), dari segi agama (proses bercerai
maupun ketika rujuk kembali), dan mengenai hubungan pertemanan. Saya pun pulang
dengan lega karena filmnya happy ending!
Ternyata filmnya sedikit bergenre komedi juga yak, gua penasaran sih sm film nya setelah tonton trailernya d yutub, apalagi pemainnya reza rahardian, vino, ditambh ada bela. Makin gak sabar aja
BalasHapusAku nggak heran sih kalo soal komedinya. Kagetnya malah karena ada dramanya yg serius banget :D
HapusHihi selamat menonton
Baru nonton trailernya doang sih, kayaknya seru, di tambah ada aktor favorit Vino G. Bastian. Rencananya minggu besok juga mau ke bioskop nonton film talak 3, sekalian refreshing otak sebelum besoknya kuliah. :D
BalasHapusErrr Vino emang prince-nya FTV + film Indonesia banget ya!
HapusMet ngebioskop ria! :D