Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti, Album Terbaru Banda Neira (Music Review)
Album terbaru Banda Neira (kiri) dan Lirik favorit saya di album ini dalam versi aksara Jawa (Kanan)
Setelah melalui fase penyesalan
karena nggak sempet hadir di Pesta Rilis Kecil-kecilannya di PGP Cafe pada
akhir Januari kemarin, akhirnya saya melunasi kekecewaan dengan membeli album
baru duo nelangsa riang pada 16 Februari 2016, hari pertama penjualan rilisan
fisiknya. Album precious ini tiba di
kantor pada hari Jumat berkat kesabaran menunggu kiriman selama empat hari dari
@sorgerecords. Beruntung banget, karena saya yang berencana weekend nggak mau kemana-mana berarti
bisa ngedengerin album mereka sampai puas.
Hal yang pertama kali yang
terpikirkan pas ngeliat album ini adalah: case-nya instagramable, dengan
ilustrasi bunga dan typografi “Banda
Neira” yang sederhana tapi cantik. Sekilas font ini mengingatkan saya pada
typografi pada sampul “Hujan Bulan Juni”-nya Sapardi Djoko Damono. Tapi
ternyata saya salah. Logo Banda Neira tersebut dibuat dengan mengedit jenis
huruf yang digunakan pada judul buku “Di Bawah Jendela Revolusi”. Sedangkan
jenis huruf yang digunakan pada semua judul lagu dibuat dengan mengedit tulisan
tangan Ir. Soekarno yang ada di internet. Konsep yang matang sekali!
2 comments: