Kepada Sebuah Tempat
Kudus-Semarang, 1 Februari 2014
------------------------------------
Hey! Saat menulis surat ini, aku sedang berada di dalam
mobil, tepat dua jam lagi untuk menemuimu.
Kamu tempat dimana semua kenangan berasal, sejak empat bulan
yang lalu. Setiap kuingat namamu, yang terbayang dalam sekian detik pertama,
adalah gaya vintage-mu.
Kamulah tempat bertemu sekaligus berpisah. Tempat untuk bertemu dengan segala kemungkinan yang baru, dan tempat dimana berpisah dengan kenyataan yang lalu.
Pelukanmu yang redup dan hangat, membuat banyak jiwa menyukai
ketenanganmu. Dan kamu mungkin tak
pernah tahu kan, bahwa aku mencemburui itu.
Aku teringat ketika aku memaki-maki dan bersumpah serapah di
dalam kereta, hanya karena kereta yang
kutumpangi terlambat empat jam. Begitu
ada di sandaran kursimu, aku kembali luluh, hilang semua emosiku seketika. Saat
itu aku menyadari bahwa kamu adalah satu keajaiban dari semua yang Tuhan
ciptakan, selain hujan.
Aku tahu kamu sudah tak muda lagi. Namun aku juga tahu bahwa
kamu selalu kokoh. Tak peduli air deras kehidupan di Semarang yang selalu
menggerus fisik dan batinmu.
Kau membuatku tak pernah merasa kesepian, karena engkau selalu
memperkenalkanku dengan orang-orang yang baru, termasuk dengan lelaki lain. Eh,
aku bahkan tak tahu, apa jenis kelaminmu.
Hmmm sepertinya aku hanya menuliskan kebaikanmu di surat
cinta ini. Karena memang, sejauh ini aku belum menemukan kekuranganmu.
Sudah dulu ya. Satu jam lagi aku sampai. Sampai bertemu ya,
Stasiun Tawang. Aku selalu menyukai kehangatanmu.
0 comments: