Hari Ke-19 : Hujan Turun
Langit biru bersembunyi di balik selimut berwarna abu-abu.
Di bawah pohon akasia yang rindang itu, seorang anak perempuan dengan jas hujan berwarna biru, sedang menanti datangnya hujan. Ibunya berteriak dari balik pintu.
"Nak, ayo makan siang dulu"
"Sebentar Bu. Aku kan sedang mencoba jas hujan baruku. Kok hujannya tidak segera turun ya Bu?"
"Sabar Nak. Coba kamu menghitung dari satu sampai sepuluh"
"Sambil menutup mata, Bu?"
"Iya, begitu juga boleh"
"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh. Ibu, aku sudah menghitung 1-10 sampai tujuh kali. Tapi mengapa hujannya tak kunjung turun Bu? ... Bu? ... Ibu?!!!"
***
Hujan deras mengguyur tanah pemakaman sore itu.
Anak perempuan berpipi tembam itu tersenyum.
"Ibu benar, akhirnya hujan turun setelah aku berhitung. Semoga ibu tidak kebasahan ya disana?"
***
Nowplaying -Sheila On 7- Hujan Turun
tak ada waktu tuk menjelaskan
tak sangka ini kan datang
tiap liku berbagi hidup
sejenak melepas lelah
kau tinggalkan diriku
reff:
waktu hujan turun
di sudut gelap mataku
begitu derasnya
kan ku coba bertahan
ingat kembali yang terjadi
tiap langkah yang kita pilih
meski terkadang perih
harapan untuk yang terbaik
sekeras karang kita coba
tetap kau tinggal diriku
tak akan ku halangi
walau ku tak ingin kau pergi
kan ku bangun rumah ini
walau tanpa dirimu
***
PS: Ini Flashfiction pertamaku :3
0 comments: