Hari Ke-13 : Harum yang Mematikan
Sepeda onthel berderet-deret memenuhi jalanan
Dikayuh beriringan, perlahan dan tanpa
beban
Tak ada satupun peluh yang menetes di
wajah mereka,
Sudah menjadi rutinitas, memang agaknya
Di tempat itu, tembakau dan cengkeh
bertemu
Merebakkan aroma khas yang memenuhi
setiap rongga paru-paru
Ribuan wanita mulai memakai maskernya
Menahan derita, agar asap dapur tetap
mengepul
Tangan-tangan terampil berpacu dengan
waktu
bergantian dan berirama ,
membentuk sebuah lagu baru
Lagu tentang pengorbanan seorang ibu
Ah, setidaknya sudah pernah kukatakan kepadanya
Benda-benda itu akan menghancurkan
paru-parunya
“Ibu, ada lubang di dalam organ tubuhmu”
“Aku bisa melihat dengan menggunakan
kedua mataku”
Seperti bara api yang membakar kayu
perlahan
Sebongkah sesalpun hanya akan mengikis
badan
Kau tak perlu cemas lagi ibu,
Akan kulanjutkan kepulan asap dapurmu
dengan usahaku
Bukan, bukan di tempat yang kau sumpah
serapahi itu
NB : Terinspirasi dari kisah tetangga dekat rumah yang tak sengaja mengidap radang paru-paru, dan masih bekerja sebagai buruh rokok.
0 comments: