Nguping-Ngupingan ala Dea
Ceritanya dulu suka banget kepoin blognya Nguping Jakarta :)
Percakapan fatal antara dua makhluk urban di kota metropolitan, bisa dikemas dengan apik dan membuat siapapun tertawa saat membacanya. Saking ruwetnya pikiran dengan epic nya ibukota kali yaah, jadinya mulutpun bisa jadi belibet ruwet. hihi
Cerita nguping-ngupingan ini diambil dari sisa-sisa memori di otak yang pernah Dea dengar :p
Semoga enggak garing!!!
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nguping #1
Suara di telepon
Cowok : Halo, eh kamu masih di kampus? Oh iya aku lupa. Kamu kan hari ini kuliah striptis dari pagi
sampe sore yaa?
Cewek : Maksudnya stripping? -__- yakali gue bakalan jadi satu-satunya anak rohis yang jago dugem.
Tempat print-printan di area kampus. Didengar oleh mahasiswa laki-laki yang berniat untuk pindah jurusan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nguping #2
Bapak : Widiih, sepatunya baru. Mereknya konversi pula. Banyak duit nih.
Anak : Nggak mahal kok Pak. Kemarin pas beli, nggak pake selangnya.
Di rumah. Didengar oleh ibu rumah tangga yang kemudian berpikiran untuk membeli tabung gas di toko sepatu.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nguping #3
Anak : Bu, kalau mobil baru itu nggak boleh dipakai buat jalan-jalan dulu ya? Gara-gara belum ada plat
nomornya gitu?
Ibu : Belum boleh, nanti dihukum pak polisi, nanti bisa dipenjara.
Anak : Nggak enak dong bu kalo dipenjara, nanti disuapin sama makanan yang nggak enak-nggak enak.
iihhh
Di rumah. Pemikiran anak umur tiga tahun yang membayangkan bahwa penjara adalah semacam warung makan yang menunya cuma nasi sama tempe.
0 comments: